BANYUWANGI – Mengawali rangkaian pagelaran tari kolosal Gandrung Sewu, digelar Festival Padang Ulanan yang dibawakan oleh seniman-seniman cilik Banyuwangi dengan menampilkan beragam kesenian khas Bumi Blambangan yang berlangsung di Pantai Boom Marina, Kamis sore (24/10/2024).
Ratusan pelajar tingkat SD, SMP, dan SMA menyuguhkan atraksi tari di tepi Pantai Boom Marina, yang juga menjadi venue pertunjukan Gandrung Sewu. Mereka tampil memukau membawakan berbagai tarian asli Banyuwangi di tepi pantai perairan Selat Bali tersebut.
“Festival ini sebagai pembuka rangkaian Gandrung Sewu. Ini adalah panggung bagi anak-anak Banyuwangi yang punya passion di bidang seni tari. Sekaligus ajang mengenalkan kekayaan seni tari daerah, ” kata Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, Taufik Rohman.
Sejumlah tari dibawakan apik oleh para pelajar ini. Diawali Tari Gandrung Gurit Mangir, lalu Tari Cunduk Menur, Sorote Lintang, Jakripah, dan juga kesenian Jaranan Buto. Penampilan mereka diakhiri dengan flashmob serta pertunjukan Paju Gandrung.
Penampilan mereka ini mampu membuat pengunjung terhibur dan terkesima. Bahkan ada yang sampai ikut menari bareng para penari di atas pentas. Salah satunya wisatawan asing. “Ini sangat menghibur, bagaimana banyak seni yang bisa kita lihat. Saya menikmati pertunjukannya, ” ujar Piotrek, wisatawan asal Polandia.
Menuju Gandrung Sewu yang akan digelar akhir pekan, Sabtu 26 Oktober 2024, di Pantai Marina Boom, besok Jumat (25 oktober) akan digelar Meras Gandrung dan Wayang Gagrak. Tahun ini, Gandrung Sewu yang dibawakan lebih dari 1.000 penari Gandrung mengangkat tema besar “Payung Agung” yang merepresentasikan keberagaman etnis yang ada di Banyuwangi.
Baca juga:
Asal Usul Suku Kampai Minangkabau
|
Banyuwangi sendiri terdiri atas beragam suku, mulai suku Osing Jawa, Madura, Mandar dan Bali. Semuanya memberikan warna pada kehidupan seni dan budaya di daerah. (***)